5 Model Machine Learning yang Wajib Diketahui Data Scientist Pemula

Machine Learning
                                Gambar: Arseny Togulev, "Machine Learning", Unsplash


Pendahuluan

Di dunia data science, pemahaman terhadap berbagai model machine learning merupakan pondasi penting yang harus dimiliki, terutama bagi kamu yang baru mulai terjun ke bidang ini. Model-model ini digunakan untuk mengidentifikasi pola dalam data, membuat prediksi, dan membantu proses pengambilan keputusan berbasis data. Nah, berikut adalah lima model machine learning paling populer yang wajib kamu kenal sebagai data scientist pemula:

1. Logistic Regression (LogReg)

Meskipun mengandung kata “regression”, Logistic Regression sebenarnya digunakan untuk tugas klasifikasi — misalnya, memprediksi apakah email itu spam atau bukan. Model ini bekerja dengan menghitung probabilitas suatu kejadian berdasarkan input data, dan sangat cocok digunakan ketika target variable hanya memiliki dua kelas (binary classification). Keunggulannya adalah interpretasi yang mudah serta performa yang stabil pada dataset yang sederhana dan bersih.

2. Support Vector Machine (SVM)

SVM adalah model klasifikasi yang sangat kuat, terutama dalam memisahkan data yang kompleks. Konsep dasarnya adalah mencari hyperplane terbaik yang memisahkan kelas-kelas data dengan margin terbesar. SVM bekerja dengan sangat baik pada dataset berdimensi tinggi, dan bisa ditingkatkan dengan kernel trick untuk menangani data non-linear. Walaupun lebih rumit dari LogReg, SVM tetap menjadi andalan dalam banyak proyek data science.

3. Decision Tree

Decision Tree adalah model berbasis pohon yang membagi data ke dalam cabang-cabang berdasarkan fitur-fitur tertentu. Model ini sangat mudah dipahami dan divisualisasikan, sehingga cocok bagi pemula untuk memahami bagaimana sebuah prediksi diambil. Namun, kelemahannya adalah cenderung overfitting jika tidak dilakukan pruning atau pengaturan kedalaman pohon yang tepat.

4. Random Forest

Random Forest adalah pengembangan dari Decision Tree yang menggunakan banyak pohon (tree) untuk membuat prediksi. Setiap pohon dilatih pada subset data yang berbeda (dengan teknik bootstrap), lalu hasil prediksinya digabungkan (ensemble). Teknik ini mengurangi risiko overfitting dan meningkatkan akurasi. Random Forest sangat populer dalam berbagai kompetisi data science karena keseimbangan antara performa dan interpretasi.

5. K-Nearest Neighbors (KNN)

KNN adalah salah satu model yang paling mudah dipahami: ia melakukan klasifikasi berdasarkan kedekatan jarak data baru dengan data yang sudah ada. Jika mayoritas dari 5 tetangga terdekat adalah kelas A, maka data baru akan diklasifikasikan sebagai kelas A. Meski sederhana, KNN bisa sangat efektif jika data distandarisasi dengan baik dan jumlah fitur tidak terlalu banyak.

Itulah lima model machine learning dasar yang wajib kamu ketahui sebagai data scientist pemula. Dengan memahami kelima model ini, kamu sudah punya pondasi kuat untuk menganalisis data, membangun model prediksi, dan mengambil keputusan berbasis data. Semangat belajar dan terus eksplorasi!

Apa Itu Machine Learning dan Mengapa Penting?

Sebelum mendalami kelima model populer tadi, penting untuk memahami apa itu machine learning (ML). Secara sederhana, machine learning adalah cabang dari kecerdasan buatan (AI) yang memungkinkan komputer belajar dari data dan membuat prediksi atau keputusan tanpa harus diprogram secara eksplisit.

Di era digital saat ini, machine learning digunakan di hampir setiap industri:

  • Rekomendasi produk di e-commerce seperti Tokopedia dan Shopee.

  • Deteksi penipuan dalam transaksi perbankan.

  • Pengenalan wajah pada aplikasi smartphone.

  • Analisis sentimen di media sosial.

  • Prediksi cuaca, saham, bahkan diagnosis medis.

Dengan potensi yang begitu besar, memahami model dasar machine learning menjadi langkah awal krusial bagi setiap calon data scientist atau AI engineer.

Karakteristik Umum Model Machine Learning

Sebelum membahas masing-masing model secara mendalam, berikut adalah beberapa karakteristik umum yang perlu dipahami:

  • Supervised vs Unsupervised Learning
    Model seperti Logistic Regression, SVM, Decision Tree, Random Forest, dan KNN adalah bagian dari supervised learning, yaitu model yang belajar berdasarkan data yang sudah memiliki label.

  • Masalah Klasifikasi vs Regresi
    Klasifikasi berarti memetakan input ke dalam kategori tertentu (contoh: spam vs tidak spam), sementara regresi memetakan input ke nilai numerik (contoh: harga rumah).

  • Bias dan Varians
    Model sederhana seperti LogReg cenderung memiliki bias tinggi namun varians rendah. Sebaliknya, model kompleks seperti Random Forest bisa memiliki varians tinggi jika tidak dikontrol.


Mengapa Model Dasar Ini Penting?

Menjadi data scientist bukan sekadar tahu tweet soal ML, tetapi memahami konsep inti yang membentuk landasan analisis dan prediksi data. Lima model ini sering muncul di interview, paket alat balapan data besar, dan jadi testable skill terpenting:

  1. Linear Regression – untuk prediksi kontinu.

  2. Logistic Regression – model probabilistik untuk klasifikasi.

  3. Decision Tree – model visual dan mudah dipahami.

  4. Random Forest – penguat prediksi lewat ensemble.

  5. K-Means Clustering – kelompok data tanpa label (unsupervised).

Sumber seperti Medium, StrataScratch, dan Analytics Vidhya menyarankan urutan belajar yang tepat dari linear → random forest → clustering → ke model lanjutan seperti boosting / SVM / neural net medium.comai-agile.orgmedium.com+1stratascratch.com+1.


Linear Regression: Memahami Hubungan Linear

Linear Regression adalah model paling sederhana yet powerful .
Fungsi: menggambarkan garis lurus (y = mX + c) yang paling sesuai untuk data.

Contoh kode mudah dengan Scikit‑Learn:

python

from sklearn.linear_model import LinearRegression model = LinearRegression() model.fit(X_train, y_train) print("Coef:", model.coef_, "Intercept:", model.intercept_)

Model ini cocok untuk prediksi harga rumah, skor penjualan, atau trend pasar sederhana.


Logistic Regression: Klasifikasi Probabilistik

Untuk masalah klasifikasi biner, logistic regression sangat tepat karena menghasilkan probabilitas dan mudah diinterpretasi medium.com.

java

from sklearn.linear_model import LogisticRegression model = LogisticRegression() model.fit(X_train, y_train) y_pred = model.predict(X_test)

Ideal untuk mendeteksi penyakit, churn pelanggan, atau klasifikasi email.


Decision Tree: Model yang Visual & Mudah Dipahami

Decision tree memetakan keputusan seperti persimpangan jalan—mudah dipahami dan divisualkan medium.com+6en.wikipedia.org+6medium.com+6.

java

from sklearn.tree import DecisionTreeClassifier model = DecisionTreeClassifier(max_depth=5) model.fit(X_train, y_train)

Cocok untuk segmentasi pelanggan atau diagnosis rapid—namun cenderung overfit.


Random Forest: Meningkatkan Ketelitian dengan Ensemble

Random Forest adalah kumpulan decision tree yang digabung (bagging), mengurangi overfitting dan meningkatkan akurasi bmcmedinformdecismak.biomedcentral.com+4en.wikipedia.org+4ai-agile.org+4.

java

from sklearn.ensemble import RandomForestClassifier model = RandomForestClassifier(n_estimators=100) model.fit(X_train, y_train)

Dipakai luas di keuangan, kesehatan, hingga fraud detection karena fleksibel dan stabil.


K-Means Clustering: Temukan Pola Tanpa Label

Model unsupervised ini membagi data menjadi K kelompok berdasar jarak centroid bootcamp.lejhro.com+2medium.com+2medium.com+2.

pgsql

from sklearn.cluster import KMeans model = KMeans(n_clusters=3) model.fit(X)

Cocok untuk segmentasi pelanggan atau analisis dataset besar tanpa label sebelumnya.


Urutan Strategis Belajar Model ML

Panduan dari Reddit menyarankan:


Beyond These 5: Apa Selanjutnya?

Setelah kuasai 5 model ini, pemula bisa berkembang ke:

  • Gradient Boosting: XGBoost, LightGBM, CatBoost en.wikipedia.org

  • Support Vector Machine (SVM): berguna untuk data linear kompleks 

  • Naive Bayes: andal untuk teks dan multidimensi tinggi 

  • Neural Network: Deep Learning setelah paham statistik dasar

  • Time Series: ARIMA, ETS untuk data rangkaian waktu reddit.com


Studi Kasus Nyata: Penggunaan Model-Model Ini

🛒 E-Commerce: Prediksi Pembelian Produk

Masalah: Ingin memprediksi apakah pengguna akan membeli produk setelah mengunjungi halaman.

Solusi:

  • Gunakan Logistic Regression sebagai baseline.

  • Coba Random Forest untuk meningkatkan akurasi.

  • Visualisasikan fitur penting (feature importance) untuk analisis bisnis.

📧 Email Filtering: Deteksi Spam

Masalah: Membedakan email spam dan bukan spam.

Solusi:

  • Mulai dengan SVM karena sangat baik untuk data teks.

  • Gunakan teknik TF-IDF untuk mengolah teks ke vektor numerik.

  • Bandingkan performa dengan KNN dan LogReg.

📊 Analisis Kredit: Apakah Pinjaman Disetujui?

Masalah: Memprediksi apakah pengajuan pinjaman akan disetujui.

Solusi:

  • Gunakan Decision Tree untuk transparansi pada pihak bank.

  • Terapkan Random Forest untuk akurasi lebih tinggi.

  • Tampilkan pentingnya fitur seperti riwayat kredit, gaji, usia.


Pentingnya Evaluasi Model

Model machine learning tidak bisa dinilai hanya dari akurasi. Berikut metrik evaluasi penting:

  • Accuracy: Proporsi prediksi yang benar.

  • Precision & Recall: Penting dalam kasus seperti deteksi penipuan atau penyakit.

  • F1-Score: Rata-rata harmonis dari precision dan recall.

  • AUC-ROC Curve: Mengukur performa klasifikasi pada berbagai threshold.

Gunakan confusion matrix untuk memvisualisasikan hasil klasifikasi dan memahami kesalahan model.


Tools & Library Machine Learning yang Wajib Dicoba

Sebagai pemula, kamu tidak harus membangun semuanya dari nol. Berikut beberapa tools populer:

  • Scikit-learn: Library Python dengan API sederhana dan lengkap.

  • TensorFlow dan PyTorch: Cocok untuk deep learning dan proyek lanjutan.

  • Pandas & NumPy: Untuk manipulasi data dan operasi numerik.

  • Jupyter Notebook: Untuk eksplorasi dan dokumentasi interaktif.


Penerapan Model ML di Berbagai Industri

Memahami bagaimana model-machine learning ini diterapkan dalam konteks dunia nyata akan membantumu tidak hanya memahami teori, tetapi juga mengenal manfaat praktisnya. Berikut beberapa contohnya:

1. Industri Kesehatan

  • Model: Logistic Regression & Random Forest

  • Kasus: Memprediksi risiko penyakit seperti diabetes, kanker, atau penyakit jantung.

  • Manfaat: Meningkatkan akurasi diagnosis dan efisiensi sistem kesehatan.

2. Perbankan dan Keuangan

  • Model: SVM, Decision Tree

  • Kasus: Deteksi penipuan kartu kredit, prediksi kelayakan pinjaman.

  • Manfaat: Mengurangi kerugian akibat fraud dan mempermudah penilaian risiko kredit.

3. Transportasi dan Logistik

  • Model: KNN, Random Forest

  • Kasus: Prediksi waktu kedatangan (ETA), optimasi rute.

  • Manfaat: Efisiensi operasional dan pengurangan biaya logistik.

4. Retail dan E-Commerce

  • Model: Logistic Regression, KNN

  • Kasus: Rekomendasi produk, segmentasi pelanggan.

  • Manfaat: Peningkatan penjualan melalui personalisasi dan promosi yang tepat sasaran.

5. Sektor Pendidikan

  • Model: Decision Tree, SVM

  • Kasus: Prediksi performa siswa, deteksi dropout.

  • Manfaat: Intervensi dini bagi siswa yang berisiko, peningkatan mutu pendidikan.


Tantangan Umum Data Scientist Pemula

Memahami teori adalah satu hal, tapi mengimplementasikannya ke dalam proyek nyata memiliki tantangan tersendiri. Berikut beberapa hal yang sering dihadapi pemula:

1. Kualitas Data yang Buruk

Model machine learning sangat bergantung pada kualitas data. Data yang hilang, tidak konsisten, atau penuh outlier akan mengacaukan hasil prediksi.

Solusi:
Belajar melakukan data preprocessing dengan teknik seperti normalisasi, imputasi, dan deteksi outlier.

2. Pemilihan Model yang Tidak Sesuai

Tidak semua model cocok untuk semua masalah. Menggunakan Random Forest pada data kecil mungkin tidak efisien, atau LogReg untuk masalah non-linear bisa sangat tidak akurat.

Solusi:
Pahami karakteristik data dan tujuan model (klasifikasi vs regresi, linear vs non-linear).

3. Overfitting

Model terlalu “menghapal” data latih dan gagal melakukan generalisasi pada data baru.

Solusi:
Gunakan teknik validasi silang (cross-validation), regularisasi, atau ensemble seperti Random Forest.

4. Kurang Paham Evaluasi Model

Terlalu mengandalkan akurasi saja sering menyesatkan, apalagi pada data yang tidak seimbang.

Solusi:
Gunakan metrik seperti precision, recall, F1-score, dan ROC-AUC sesuai konteks bisnis.

5. Kesulitan Menerapkan ke Dunia Nyata

Kadang kamu tahu teorinya, tapi bingung cara mengaplikasikannya ke data bisnis, sosial media, atau industri lokal.

Solusi:
Ikuti proyek open-source, kompetisi Kaggle, atau buat proyek pribadi seperti analisis data warung kopi, data startup lokal, atau prediksi cuaca desa.


Praktik Terbaik (Best Practices)

Untuk menjadi data scientist yang handal, kamu perlu menerapkan best practices berikut:

  1. Selalu mulai dari pemahaman bisnis.
    Pahami apa yang ingin diselesaikan sebelum memilih model.

  2. Visualisasi data sebelum modeling.
    Gunakan matplotlib, seaborn, atau plotly untuk memahami pola data.

  3. Eksperimen dengan beberapa model.
    Jangan terpaku hanya pada satu model. Coba beberapa dan bandingkan hasilnya.

  4. Bersihkan dan transformasi data.
    Proses ini kadang memakan waktu lebih lama dari modeling, tapi sangat penting.

  5. Catat eksperimen kamu.
    Gunakan tools seperti MLflow, TensorBoard, atau cukup Jupyter Notebook + Markdown.

  6. Buat dokumentasi yang baik.
    Jika kamu menulis di blog atau dokumentasi proyek, ini sangat membantu AdSense approval juga.

Panduan Belajar Lanjutan untuk Pemula

Jika kamu ingin serius menjadi data scientist atau AI engineer, berikut roadmap belajar yang bisa kamu ikuti:

1. Dasar Matematika & Statistik

  • Aljabar linear (matrix, vektor)

  • Kalkulus (turunan, gradien)

  • Statistik deskriptif & inferensial

2. Pemrograman Python

  • Library: NumPy, Pandas, Matplotlib, Seaborn

  • Struktur data, fungsi, lambda, list comprehension

3. Machine Learning Dasar

  • Scikit-learn (fit-predict-transform)

  • Evaluasi model, cross-validation

  • Hyperparameter tuning

4. Proyek Kecil

  • Analisis data e-commerce

  • Klasifikasi bunga iris (dataset Iris)

  • Prediksi harga rumah (Boston Housing)

5. Portofolio & GitHub

  • Publikasikan proyek kamu di GitHub.

  • Tulis ringkasan proyek di blog dengan visualisasi dan insight.

Evaluasi Model: Lebih dari Sekadar Akurasi

Mengetahui cara mengevaluasi model ML itu penting agar hasilnya bisa dipercaya dan bermanfaat.

  • Train/Test Split & Cross-Validation – Jangan hanya gunakan data pelatihan. Bagi data menjadi train/test, atau gunakan k‑fold cross‑validation untuk hasil lebih stabil .

  • Metrik Klasifikasi – Pilih metrik yang sesuai:

    • Akurasi baik saat kelas seimbang

    • Precision/Recall/F1-Score saat dataset tidak seimbang (imbalanced) 

    • ROC‑AUC untuk gambaran performa keseluruhan.

  • Metrik Regresi – Gunakan MAE, MSE, atau untuk nilai kontinu; Residual plot untuk deteksi bias.

  • Confusion Matrix – Visualisasi prediksi vs. realita, bantu identifikasi false positives/negatives.


Pro & Kontra Masing-Masing Model (Lebih Mendalam)

ModelKelebihanKeterbatasan
Linear RegressionInterpretasi mudah, cepat dibangunTidak cocok untuk hubungan non‑linear, sensitif outlier
Logistic RegressionProbabilistik, mudah diinterpretasiAsumsi linear decision boundary, terbatas untuk kelas lebih kompleks
Decision TreeVisual jelas, cepat training, langsung interpretasi codalien.comOverfitting tanpa pruning, tidak stabil terhadap noise 
Random ForestAkurasi tinggi, tahan noise/outlier, estimasi fitur Model sulit dijelaskan, butuh banyak memori/durasi training 
K‑MeansSimple, cepat clustering dataset besarPerlu tentukan K tepat, sensitif inisialisasi dan skala fitur

Pengetahuan kontra membantu kamu memilih model yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan proyek.


Praktik Tuning & Optimasi Model

a. Decision Tree

  • Gunakan max_depth, min_samples_leaf, dan pruning agar tidak overfitting 33rdsquare.com.

b. Random Forest

  • Jumlah n_estimators: gunakan 100–500 pohon biasanya cukup .

  • max_features, min_samples_split bisa di-tune via GridSearchCV.

  • Gunakan Out-Of-Bag (OOB) score tanpa validasi tambahan .

c. K-Means

  • Pilih n_clusters menggunakan Elbow Method atau Silhouette Score.


Penerapan Praktis & Alat Bantu

  • Paket Scikit-Learn memudahkan implementasi, split data, compute metrik, dan hyperparameter tuning.

  • Visualisasi pohon (plot_tree), atau feature importance dari RF, membantu storytelling ke stakeholder.

  • Simpan model dengan joblib atau pickle, dan buat versi baseline sebelum iterasi.


Iterasi & Deployment

Proses analisis data efektif bersifat iteratif:

  1. Baseline model dengan parameter default.

  2. Evaluasi performa: metrics & interpretasi.

  3. Feature engineering: scaling, encoding, normalisasi.

  4. Hyperparameter tuning (GridSearch/RandomSearch).

  5. Evaluate kembali dan bandingkan performa.

  6. Deploy sebagai artefak sederhana, misal API via Flask/Django.

  7. Monitoring: track drift data, performansi via logging sederhana.

Kesimpulan

Kelima model—Linear, Logistic, Decision Tree, Random Forest, dan K-Means—adalah fondasi penting bagi perjalanan data scientist pemula:

  • Mudah dipahami & diimplementasikan

  • Sering digunakan dalam problem nyata dan wawancara

  • Menjadi pijakan untuk model lanjutan

Dengan artikel ini sudah lengkap dari penjelasan, contoh kode, rekomendasi monetisasi AdSense, kamu siap membuat konten yang bernilai edukatif sekaligus layak dimonetisasi.

Kalau kamu ingin saya bantu satukan diagram, snippet interaktif, atau template HTML siap-publish untuk blog kamu, tinggal bilang ya! 😊


Yuk, baca juga:
https://www.higosense.my.id/2025/04/supervised-dan-unsupervised-learning.html
https://www.higosense.my.id/2025/04/5-model-machine-learning-yang-wajib.html
https://www.higosense.my.id/2025/03/data-scientist-machine-learning.html

Comments

Popular posts from this blog

Mengintegrasikan Front-End dan Back-End dengan GraphQL

Bahasa Pemrograman yang Wajib Dipelajari di 2025 dan Manfaatnya untuk Karier Anda

Front-End Testing: Perkenalan dengan Jest dan React Testing Library